5 Mitos Tahun Baru Imlek dan Kisahnya - sepakbola.blog
Persik

5 Mitos Tahun Baru Imlek dan Kisahnya

5 Mitos Tahun Baru Imlek dan Kisahnya

Kita semua tahu mitos, legenda, dan dongeng. Hal ini selalu menarik perhatian kita pada asal usul tradisi yang ada di masyarakat saat ini. Terkadang, hal-hal yang kita dengar dari lore biasa saja, tapi sebenarnya cukup menarik lho, jika kita telusuri.

Sebagai orang awam, Anda tentu ingin mengetahui sejarah setiap tradisi Tionghoa saat Tahun Baru Imlek. Adapun angpao, warna merah dan lain-lain. Dan ternyata kisah-kisah tersebut telah ada selama ribuan tahun. Mengizinkan Tidak Buat yang penasaran, berikut adalah kumpulan beberapa mitos Imlek yang populer dan dipercaya hingga saat ini.

1. Roh jahat dan bait puisi



Salah satu dekorasi merah yang disukai orang Tionghoa adalah bait puisi Festival Musim Semi. Mereka melekat pada bagian kedua sisi pintu. Tujuannya adalah untuk mengusir monster Nian dan roh jahat lainnya.

Puisi yang ditempel ini akan melindungi dari setan yang berkeliaran di dunia manusia pada malam hari. Dan puisi itu diyakini sebagai dua dewa penjaga pintu masuk.

Untuk melindungi rumah mereka, orang-orang mulai mengukir nama para dewa di papan kayu persik. Dengan menempatkan mereka di luar pintu mereka, mereka dapat menakuti setan.

2. Instal tulisan tangan “Fu”.

Selama Dinasti Ming kuno, kaisar memerintahkan semua rumah untuk menempelkan kaligrafi atau dekorasi bertuliskan “fu” (keberuntungan) di pintu mereka. Pada Hari Tahun Baru dia bahkan mengirim tentara untuk memeriksa apakah setiap rumah telah melakukannya.

Baca juga: Sejarah Perayaan Imlek, Mulai dari Tradisi Religi Hingga Tradisi Hiburan

3. Asal Pesta Anggur di Festival Musim Semi

Ada beberapa minuman khas yang biasa disajikan saat Imlek. Salah satunya adalah anggur Tusu. Menurut cerita, terjadi wabah yang melanda beberapa desa, merenggut banyak nyawa. Seorang pria datang dan memasukkan beberapa tumbuhan, daun dan biji ke dalam tas.

Dia membawa satu ke masing-masing tetangganya, menyuruh mereka mencelupkan tas itu ke dalam air. Mereka harus minum air pada Hari Tahun Baru. Dan mereka menemukan bahwa minuman ajaib ini menyelamatkan mereka dari wabah. Ini dikenal sebagai anggur Tusu, dinamai dari rumah manusia pohon Tusu.

4. Angpao Merah

Menurut legenda, ada roh jahat bernama Sui yang muncul pada Malam Tahun Baru dan mengelus kepala anak-anak yang sedang tidur sebanyak tiga kali. Dan mereka akan mulai terserang demam. Jika mereka sembuh dari demam, mereka tidak akan ceria seperti dulu.

Seorang suami dan istri menghibur anak mereka dengan beberapa koin di malam hari. Saat dia tertidur, mereka meletakkan koin di atas kertas merah dan meninggalkannya di samping bantalnya.

Ketika Sui tiba, koin-koin itu berkedip dan membuatnya takut. Dan sejak itu, setiap orang tua akan memberikan uang yang dibungkus kertas merah setiap tahun baru dan menjadi tradisi hingga saat ini.

5. Dewa Zao Jun dan Permen

Dalam agama dan mitologi tradisional Tiongkok, Zao Jun atau Zao Shen adalah dewa lokal terpenting yang menjadi pelindung perapian. Dewa ini memiliki peran bertanggung jawab atas makanan dan rezeki orang-orang yang ada di bumi. Dia adalah salah satu dewa yang paling sering berinteraksi dengan manusia.

Sebelum Tahun Baru “Nian”, dewa Zao Jun kembali ke surga dan memberi tahu Kaisar Giok bagaimana keadaan setiap keluarga di bumi tahun ini. Dia kemudian kembali ke bumi untuk memberkati atau menghukum keluarga tersebut seperti yang diperintahkan oleh Kaisar Giok.

Inilah mengapa setiap keluarga akan membuat permen labu malt dan tinggalkan di malam hari (seperti memberikan kue ke Santa). Nantinya, dewa Zao Jun akan merasakan betapa manis dan enaknya permen itu.

Sehingga dia hanya akan memuji dan mengeluarkan kata-kata manis untuk keluarga dan menghindari kata-kata negatif dari dewa. Dengan cara ini, keluarga percaya bahwa mereka dapat menikmati makanan yang lezat sepanjang tahun.

Berbagai mitos mengenai tradisi ini dipercaya bahkan telah dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa. Dan tentunya tradisi ini akan semakin memperkaya budaya yang sudah ada.

Foto: hapus percikan

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button
//