Bukan sembarang pemain muda, bukan pemain senior - sepakbola.blog
Liga Indonesia

Bukan sembarang pemain muda, bukan pemain senior

JawaPos.com – Musim lalu, ketika pemain muda Persebaya Surabaya seperti Marselino Ferdinand, Koko Ari dan kiper Andhika Ramadhani dipanggil ke timnas Indonesia, Aji Santoso mengatakan mimpi.

Dalam dua tahun ke depan atau pada musim 2023, timnya akan didominasi anak muda. Meraih gelar itu sekali lagi melahirkan bintang bagi Garuda.

Musim ini mimpi itu perlahan tumbuh. Manajemen Aji dan Persebaya memutuskan untuk menggunakan banyak pemain muda. Entah itu dropout dari kompetisi internal atau rekrutan berbakat dari klub lain yang belum pernah berkompetisi di liga papan atas.

Nama-nama baru telah tiba. Contohnya Brayen Pondaag yang musim lalu berhasil membawa Persmin Minahasa menjuarai Liga 3 di daerah Sulut. Bahkan para lulusan Persebaya Elite Pro Academy pun tak lupa membawa mereka. Ada Risky Dwiyan, Deny Agus, di Arief Catur Pamungkas. “Bagi kami anak muda tidak ada masalah, yang penting bagaimana mereka bermain di lapangan”, jelas Aji.

Tentu saja, bukan berarti Green Force acuh tak acuh terhadap pemain senior. Senioritas tetap di elemen tim. Tapi, Aji menilai, ada kepuasan tersendiri jika berhasil melahirkan bintang baru. Musim ini Persebaya menjadi tim termuda di Liga 1. Dari 35 pemain yang terdaftar, rata-rata berusia 23,7 tahun.

Tentu bukan hanya anak muda. Ada sejumlah kriteria yang digariskan Aji. Kualitas tentu salah satunya. Persyaratan lain adalah melihat game. “Faktanya, visi permainannya lebih unggul dari skill menurut saya,” jelasnya.

Ia mencontohkan saat merekrut Ricky Kambuaya. Saat itu, Aji menonton pertandingan Ricky dari layar TV. Baru dua kali pegang bola saya langsung ingin merekrutnya. Sebab, gerakan itu sesuai dengan apa yang saya pikirkan saat itu,” ujarnya.

Tim termuda di Liga 1 sore ini akan diuji oleh Bali United, tim yang berada di kutub berlawanan: memiliki skuad tertua. Rata-rata usia pemain tim juara bertahan adalah 29,8 tahun dari total 33 pemain yang terdaftar.

Tapi, seperti Persebaya, Serdadu Tridatu tentu tidak menimbun pemain senior tanpa gol. Bagi tim yang diketuai Stefano “Teco” Cugurra, faktor pengalaman sangat penting dalam persaingan ketat seperti Liga 1.

Dan kebijakan itu terbukti membuahkan hasil. Mereka telah memenangkan dua musim terakhir.

Fadil Sausu dan Ilija Spasojevic, misalnya, yang sama-sama berusia di atas 30 tahun, juga masih memberikan kontribusi signifikan. ”Kami tidak dibebani oleh pasangan pemain muda untuk jam terbang. Target kami tinggi, menjadi yang teratas di setiap musim,” kata Teco.

Selain itu, permintaan penggemar juga sangat bagus. Untuk itu, cara merekrut pemain ahli berlabel bintang menjadi solusinya. Ini sekaligus untuk menjaga kedalaman tim. “Pemain senior memiliki kondisi dan pengalaman yang baik. Bali United akhirnya menang dua musim berturut-turut,” ujarnya.

Source: www.jawapos.com

Related Articles

Back to top button
//