Dua kontraktor menjadi tersangka • Radar Jogja - sepakbola.blog
Persis

Dua kontraktor menjadi tersangka • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Polisi telah menetapkan dua tersangka dalam tragedi maut runtuhnya atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, yang menyebabkan seorang siswa meninggal dunia. Pemenuhan dua alat bukti, salah satunya ketidaksesuaian RAB dengan realisasi pekerjaan konstruksi, menjadi dasar pemeriksaan tersangka.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Gunungkidul AKP Mahardian Dewo Negoro mengatakan, identifikasi kedua tersangka dilakukan kemarin (11/11). Masing-masing berinisial B dan K sebagai kontraktor. “Alasan penetapan tersangka pada dasarnya sudah jelas, yakni terpenuhinya dua alat bukti. Dari uji laboratorium pemeriksaan ahli (UGM) itu juga salah satu dasar,” ujarnya.

Petugas polisi pertama menjelaskan bahwa hasil uji lab menunjukkan ketidaksesuaian antara baja ringan dan kualitasnya. Jadi di RAB, di gambar bahan bangunan atapnya harus kayu tapi malah menggunakan baja ringan. “Dan dari hasil kontrol uji laboratorium, kualitas baja ringan tersebut ternyata tidak sesuai,” ujarnya.

Selain itu, kata Mahardian, dua tersangka yang berasal dari luar kawasan Gunungkidul akan ditangkap. Tidak menutup kemungkinan muncul kecurigaan baru dan saat ini sedang ditindaklanjuti. “Pengujian yang dipastikan adalah baja ringan, genteng, dan hasil uji lab,” jelasnya.

Dalam kasus ini, kedua tersangka dijerat pasal berlapis yakni Pasal 360 KUHP dan Pasal 369 KUHP dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana penjara paling lama satu tahun. “Tersangka mengaku ada kelalaian antara perencanaan, pengolahan dan pemeliharaan. Total ada 12 saksi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua SD Muhammadiyah Bogor, Indah Suryani, mengaku tidak mengetahui secara pasti detail konstruksi bangunan yang atapnya ambruk itu. Dikelola sepenuhnya oleh panitia pelaksana. “Itu (gedung sekolah) adalah tugas komite gedung sekolah. Selama saya berada di bagian KBM. Untuk sementara kegiatan KBM dihentikan,” ujarnya.

Perlu dicatat bahwa pembangunan gedung sekolah lantai dua saja menelan biaya sekitar Rp. 600 juta, berasal dari sumbangan dan dari sekolah. Gedung tersebut selesai dibangun pada September 2021 dan dibuka pada Desember 2021. Akibat kejadian tersebut, satu siswa kelas VI meninggal dunia, sedangkan 11 siswa lainnya luka-luka. (pistol / laz)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button
//