El Clasico PSSI Erick Vs La Nyalla
Menurut Akmal Marhali, mengambil cuti saja tidak cukup untuk menghindari konflik kepentingan dalam proses pemilihan presiden PSSI. Amir dan Sudarmadji memang harus mundur dari jabatannya di klub atau asprov. Pasalnya, masa jabatan KP tidak hanya sampai presiden umum baru PSSI terpilih pada 16 Februari, melainkan hingga 2027.
“Sehebat apapun Erick Thohir, sehebat apapun Pak La Nyalla, dipilih atau diverifikasi oleh lembaga yang tidak sempurna, legitimasinya akan lemah,” ujar Akmal.
Seperti harapan seluruh pecinta sepak bola, Akmal berharap Erick dan La Nyalla berani melakukan pakta integritas untuk tidak menjadikan jabatan presiden PSSI sebagai pijakan menuju pemilihan umum 2024. Sebab, kata Akmal, sudah bukan rahasia lagi kalau Erick dan La Nyalla juga diperkirakan akan maju ke arena politik global pada tahun 2024.
Nama Erick sering disebut-sebut sebagai calon wakil presiden. Sementara itu, La Nyalla juga dikabarkan tertarik mencalonkan diri kembali sebagai ketua DPD RI. “Kalau tergiur di 2024, sepakbola akan berakhir lagi,” pungkas Akmal.
Penasihat klub Semen Padang FC Andre Rosiade juga memiliki harapan yang sama. Dia berharap manajemen PSSI ke depan akan diisi oleh orang-orang baru. Andre adalah anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, mencalonkan diri sebagai anggota Exco PSSI.
“Saran saya ya orang baru. Semangat perubahan,” kata Andre kepada wartawan detikX.
Begitu juga dengan Yan Permenas Mandenas. Pengurus Persipura Jayapura yang juga anggota Komisi I DPR RI itu berharap ada suasana baru dalam kepengurusan PSSI ke depan. Menurutnya, sepak bola Indonesia akan maju jika dikelola oleh orang-orang yang bersih dan konsisten.
“Sepak bola bolak-balik karena masih diurus oleh orang-orang di lingkungan PSSI yang masih memainkan berbagai permainan demi diri dan kelompoknya,” kata Yan kepada wartawan. detikX.
Source: news.google.com