Kantor tetap menunggak Rp. 167 juta pajak, walikota: semua harus dibayar penuh - sepakbola.blog
Persis

Kantor tetap menunggak Rp. 167 juta pajak, walikota: semua harus dibayar penuh

RADARSOLO.ID Balai Persis sarat akan nilai sejarah sepak bola di Kota Bengawan. Sayangnya, masih ada tugas yang harus diselesaikan saat ini. Salah satunya tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah.

Ada tiga tagihan PBB dengan nama berbeda. Tagihan termahal adalah untuk gedung Balai Persis dengan luas kadaster 894 m2 dan luas bangunan 145 m2. Pada tanggal 4 Januari 2021 saja, tagihannya adalah Rp 15.992.910.

Tampak di RUU itu PBB belum dibayar sejak 2013. Jumlahnya cukup mencengangkan. Total tagihan hingga 4 Januari 2021 mencapai Rp 167.403.584. Nominalnya masih ditambah Rp 15.992.910, demikian tagihan PBB terakhir tahun ini.

Kenaikan nominal tagihan untuk PBB tentu mengejutkan beberapa pihak. Terutama pihak-pihak yang terkait dengan Balai Persis, yakni Persatuan Kota (Askot) PSSI Solo dan PT Persis Solo Saestu. Kebetulan, baik ascot dan direction memiliki tepat satu papan baru. Mereka tidak tahu apa-apa tentang akumulasi tunggakan pajak. Masalah ini adalah warisan dari manajemen lama.

Kondisi ini tentu menjadi pertimbangan manajemen baru Persis Solo untuk mengambil alih manajemen Balai Persis. Sebelumnya, Komisaris Persis Solo Kevin Nugroho sempat melihat lokasi relatif terhadap rencana pengelolaan tempat bersejarah tersebut.

“Ada banyak yang harus dilakukan. Jika pada akhirnya Tepat mendeteksi di sana, pada saat yang sama, arsip dan artefak sejarah harus diselesaikan secara hukum, apa hak bangunan dan bagaimana legalitasnya. Nah, kalau sudah selesai, baru kita optimalkan untuk Balai Persis,” kata Bryan Barcelona, ​​Head of Media Persis Solo.

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming membenarkan kabar tunggakan UN di Balai Persis. Gibran sudah berkomunikasi dengan Kevin Nugroho. Dia meminta administrator lama untuk membayar tagihan.

“Saya koordinasi dengan Kevin dan saya koordinasi dengan manajemen lama. Namanya sudah ada. Kalau bisa dibayar,” lanjut Gibran.

Saat ditanya soal keringanan tersebut, Gibran mengaku tidak mau memberikannya. Dia memastikan semuanya dibayar penuh.

“Kalau soal uang, urus sendiri. Kami tidak mau menyerah. Kalau bisa dibayar lunas,” kata Gibran.

Terkait pengelolaan selanjutnya, Gibran tidak menutup kemungkinan lahan dan bangunan Balai Persis akan dikelola oleh manajemen baru, PT Persis Solo Saestu. Selain itu, manajer Persis juga lebih profesional.

Sementara itu, Ketua Askot PSSI Solo Rio Arya Surendra mengatakan sebenarnya ada obrolan dengan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka terkait pertanggungjawaban Balai Persis PBB. Tepatnya, sekitar Mei lalu, saat Rio masih menjadi eksekutor PSSI Solo Askot.

“RUUnya dari 2013. Pengurus lama yang menanggung. Kita patuh hanya dengan tata kota yang baik sebagai suatu hal. Karena kita di sini (Balai Persis) riding, baik Askot maupun Persis,” kata Rio.

Sebagai informasi, manajemen Balai Persis saat ini dipegang PSSI Solo Askot. Fungsinya sebagai kesekretariatan. Ditambah pengarsipan ratusan piala yang diraih Laskar Sambernyawa sejak tahun 1923.

Namun, PSSI Solo Askot memang sudah menerima surat disposisi dari walikota terkait jabatannya Mei lalu. Rencananya, ascot akan dilengkapi fasilitas di Stadion Sriwedari.

“Tapi kita belum bisa langsung bergerak. Masih menunggu proses perbaikan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Konstruksi. Kemarin digunakan untuk ASEAN Para Games,” ujarnya.

Dari informasi terakhir yang diperoleh Rio dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Askot bisa pindah mulai Januari.

Di sisi lain, hak atas tanah Balai Persis masih menjadi milik pemerintah kota. Meski banyak koleksi piala yang diraih Persis disimpan di gedung ini, manajemen Persis tidak berhak memilikinya saat ini. Mengingat harta tropi Balai Persis tidak termasuk dalam penjualan saham PT PSS. (nis / nik / sandwich)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button
//