Kisah patung penunggang kuda di Cipaganti yang bergerak di malam hari - sepakbola.blog
Persis

Kisah patung penunggang kuda di Cipaganti yang bergerak di malam hari

Bandung

Jalan Cipaganti merupakan salah satu jalan tersibuk di kota Bandung. Jalan ini populer karena dua alasan. Pertama karena jalan ini begitu rindang dengan pepohonan yang tumbuh di sisi jalan. Kedua, Jalan Cipaganti dikenal sebagai salah satu jalan angker di Bandung.

Keindahan Jalan Cipaganti sangat terasa di malam hari. Pepohonan yang rimbun dan bangunan-bangunan tua Belanda yang masih kokoh memberikan kesan seram.

Memang Jalan Cipaganti sudah berganti nama menjadi Jalan RAA Wiranatakusumah. Namun, orang masih mengenal jalan ini sebagai Cipaganti.

Konon di Jalan Cipaganti ada cerita horor tentang pendekar tanpa kepala yang sering muncul. Prajurit tanpa kepala dikatakan muncul di tengah malam saat jalanan sepi dari kendaraan.

Benar atau tidaknya kisah pendekar tanpa kepala itu, detikJabar mencoba menanyakan kepada Ariyono Wahyu Widjajadi, seorang aktivis dari Komunitas Bandung Aleut, tentang kisah tersebut.

Pria yang akrab disapa Kang Alex ini mengaku tidak tahu persis cerita pendekar tanpa kepala di Jalan Cipaganti. Namun, katanya ada urban legend lain tentang jalan itu.

“Ada juga urban legend,” kata Alex, Kamis (12/1/2022).

Kata Alex, ada rumah bertingkat zaman Belanda di Jalan Cipaganti. Rumah itu masih kokoh sampai sekarang. Katanya, di bagian atas rumah ada jembatan yang dihiasi taman dan patung kuda.

Konon, patung kuda itu bisa hidup dan berjalan di malam hari.

“Di sebuah rumah petak, katanya tidak ada taman dan di atasnya ada patung kuda. Katanya ada yang menulis cerita itu di radio. Salah satunya tentang patung kuda, yang katanya kalau malam tiba bergerak, ” dia berkata.

Namun saat ini, menurut dia, patung kuda yang ada di rumah tersebut dipindahkan. Sehingga urban legend mulai memudar. “Sekarang sepertinya tidak ada (patung),” ujarnya.

Alex juga menjelaskan, Jalan Cipaganti merupakan jalan baru di Kota Bandung. Menurutnya, jalan tersebut dibangun sekitar tahun 1930-an.

“Dibangun tahun 1930-an, tinggal menghitung jalan. Bahkan okupasinya mungkin sama, sekitar tahun 1930-an hanya ada rumah-rumah itu”, pungkas Alex.

(bba/mso)

Source: news.google.com

Related Articles

Back to top button