Komnas HAM selidiki berita hilangnya rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan - sepakbola.blog
Liga Indonesia

Komnas HAM selidiki berita hilangnya rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan

JawaPos.com-Mulai Kamis (20/10) hingga kemarin (21/10), Komnas HAM kembali hadir di Stadion Kanjuruhan. Mereka berpartisipasi dalam melacak berita hilangnya beberapa rekaman dari kamera pengintai.

Komisioner Pengawasan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, mengundurkan diri. Ia menggali informasi dari sejumlah pihak. Termasuk pengelola Stadion Kanjuruhan.

Alhasil, dia memastikan rekaman CCTV di lobi utama sudah lengkap. Begitu juga video yang menyoroti tempat parkir stadion. “Kami mendapatkan video lengkapnya dan memastikan tidak ada yang hilang,” katanya.

Khusus untuk kamera pengintai di poin 16 yaitu menyoroti tempat parkir, dia mengakui ada kendala teknis. Akibatnya, rekaman terpotong-potong. Kadang registrasi kadang tidak.

Hal itu terjadi karena sebelum pertandingan Arema FC vs Persebaya, kamera sudah diganti di sana. Proses instalasi tidak sempurna. Ada sistem yang tidak sepenuhnya terhubung.

Sedangkan untuk kamera di lobi utama stadion Kanjuruhan, Anam memastikan rekaman sudah selesai.

Seperti diketahui sebelumnya, beberapa pihak mengklaim sejumlah rekaman kamera pengawas di Stadion Kanjuruhan hilang. Kabar tersebut pertama kali mengemuka ketika tim pencari fakta independen gabungan (TGIPF) melaporkan hasil penyelidikannya kepada Presiden Indonesia Joko Widodo. Setelah menonjol, sejumlah pihak mulai bergerak ke dalamnya. Termasuk Mabes Polri.

Kini, setelah menerima salinan rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan, Anam mengatakan Komnas HAM akan menyelidiki lebih lanjut. Hasil investigasi akan segera diumumkan.

“Sekarang CCTV DVR sudah dibawa ke Laboratorium Forensik Polri (Labfor),” imbuhnya.

Menurutnya, sehari setelah tragedi Kanjuruhan, polisi langsung menanyakan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, rekaman CCTV stadion Kanjuruhan yang bertindak selaku pengelola stadion.

Ia mengatakan, proses pengajuan berjalan dengan baik. Polisi juga menandatangani sertifikat yang menyatakan bahwa mereka meminta rekaman dari kamera pengintai.

Sebelumnya, mantan presiden Panpel Arema FC Abdul Haris mengaku tidak mengetahui adanya rekaman CCTV yang hilang tersebut. Dia hanya memastikan stadion Kanjuruhan dilengkapi kamera CCTV.

“CCTV semua ada. Dari permainan sampai akhir pertandingan ada,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Kamera CCTV di Stadion Kanjuruhan tersebar di 32 titik. Mulai dari lapangan, pintu stadion, tempat parkir mobil hingga concourse utama. Haris mengatakan, pertemuan kemarin dengan Komnas HAM diadakan untuk memberikan informasi.

“Yang ditanyakan tentang tugas pokok dan fungsi Panpel,” ujarnya kepada wartawan kemarin sore.

Dalam pertandingan tersebut, petugas keamanan Arema FC Suko Sutrisno juga disambut oleh Komnas HAM. Sayangnya, saat dimintai keterangan, dia enggan berkomentar banyak. Suko hanya memastikan pintu keluar stadion Kanjuruhan tidak pernah ditutup saat tragedi itu terjadi. “Pintunya selalu terbuka, sesuai aturan,” katanya.

Secara default, 15 hingga 20 menit sebelum pertandingan berakhir, pintu harus terbuka. Tujuannya untuk mengantisipasi para suporter yang ingin pulang lebih awal. Juga agar tidak terjadi antrian.

Sebelumnya, Kamis (20/10) lalu, Kabag Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan pihaknya telah menggelar pertemuan dengan TGIPF terkait hilangnya video dari kamera tersebut. sirkuit.

Saksi ahli dari pakar IT dan pihak ketiga yang memasang kamera CCTV di Stadion Kanjuruhan juga dimintai keterangan. Hasil pertemuan dan penyelidikan lebih lanjut akan diumumkan segera.

“Agar kompeten, mereka (kami minta informasi) juga akan memberikan penjelasan,” katanya, Kamis.

Penerbit : Ainur Rohman

Reporter: gp / by / Jawa Pos Radar Malang

Source: www.jawapos.com

Related Articles

Back to top button
//