TEMPO.CO, JAKARTA–Kongres Peru pada hari Kamis, dia menyetujui mosi yang diprakarsai oleh anggota parlemen oposisi untuk memulai proses pemakzulan terhadap presiden Peter Castillo.
Baca juga: Perdana Menteri Peru mengundurkan diri karena Kongres menolak mosi percaya
Sebagaimana dilaporkan Reutersini adalah upaya formal ketiga untuk menggulingkan pemimpin sayap kiri sejak dia menjabat tahun lalu.
Dengan 73 suara berbanding 32, dengan enam abstain, Kongres menyetujui persidangan dan memanggil Castillo untuk menjawab tuduhan pelanggaran konstitusional pada 7 Desember.
Pada hari Kamis, misi tingkat tinggi Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) merekomendasikan “gencatan senjata politik” antara cabang eksekutif dan legislatif Peru. Ini dikesampingkan ketika mereka menyerahkan laporan kunjungan awal mereka ke negara Andean pada akhir November.
Untuk menggulingkan presiden membutuhkan suara 87 dari 130 anggota Kongres, angka yang diharapkan diperoleh partai oposisi Peru.
Sebelum pemungutan suara, Perdana Menteri Betssy Chavez mengatakan Castillo harus tetap menjabat hingga 2026. Dan gencatan senjata dan dialog yang diminta oleh OAS “sangat penting pada saat kita mengalami ketegangan antara dua cabang pemerintahan”.
Castillo, dituduh menggunakan kepresidenannya untuk keuntungan dirinya sendiri, keluarganya, dan sekutu dekatnya. Itu juga menghadapi permintaan konstitusional dari Jaksa Agung Kongres terkait dengan penyelidikan korupsi.
Presiden mengatakan pengaduan itu adalah upaya “kudeta” yang diatur oleh kantor jaksa agung dan Kongres.
Kehidupan di negara Amerika Selatan itu dijungkirbalikkan oleh konfrontasi politik. Peru memiliki lima presiden sementara sejak 2016, termasuk Castillo, karena pemecatan dan pengunduran dirinya.
Baca juga: Ribuan warga turun ke jalan Peru menuntut pengunduran diri Presiden Castillo
REUTERS
Source: news.google.com
