Manajemen Arema FC Pertimbangkan Bubarkan Tim Singo Gila, Ini Alasannya
TRIBUNJOGJA.IT – Manajemen Arema FC dikabarkan membuka opsi untuk membubarkan tim berjuluk Singo Edan tersebut.
Pertimbangan tersebut tidak bisa mengabaikan kondisi sulit yang dialami Arema FC pasca tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Sejak kejadian itu, Arema FC harus mengalami sederet kondisi sulit, mulai dari sanksi Komdis PSSI, kecaman dari suporter dan yang terbaru, kantor manajemen Arema FC juga digerebek dan dirusak massa pada Minggu. (29/1/2023).
Tak hanya itu, Arema FC dilarang bermain di kandang sendiri dan harus mencari tempat alternatif yang berjarak 250 KM dari Stadion Kanjuruhan.
Namun, kasus tersebut ternyata tidak mudah karena Arema FC juga mendapat tekanan balik di beberapa area saat berusaha mencari stadion untuk menjadi tuan rumah pertandingan kandang mereka.
Mulai dari Bantul, Magelang, Semarang hingga Boyolali yang menolak Arema FC untuk sesekali berada di kawasan tersebut.
Bus Arema FC juga diserang oknum suporter usai menderita pada laga Liga 1 Pekan 2022/2012 melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis (26/1/2023).
Menyikapi sederet kondisi yang menantang, manajemen Arema FC pun angkat bicara.
Dan salah satu posisinya adalah membuka kemungkinan mempertimbangkan pembubaran tim, jika kehadirannya diyakini mengganggu konduktivitas.
“Tentu saja kami menanggapi insiden ini.”
“Direktur dan eksekutif berkumpul untuk membahas langkah selanjutnya,” kata komisaris PT. Arema Aremania United Achievers Indonesia (PT. AABBI), Tatang Dwi Arfianto.
“Sebelumnya, kami memikirkan banyak orang di Malang yang mencari nafkah dari sepak bola, khususnya Arema FC, seperti UKM, pedagang kaki lima, dan usaha kecil lainnya.”
“Tapi kalau menurut kalian Arema FC dianggap menyeramkan, maka tentu ada pertimbangan tersendiri tentang keberadaannya atau bentuknya seperti apa, tapi tetap kita serahkan pada banyak pihak,” sambung Tatang Dwi Arfianto.
Arema FC memahami pedih pasca tragedi Kanjuruhan merupakan kenangan yang sangat tragis.
Source: news.google.com