Ngopi bareng Mas Bupati dengan wartawan Kediri
KEDIRI – Tanggal 26 Februari 2021 menjadi hari bersejarah di Kabupaten Kediri, Hanindhito Himawan Pramana dilantik menjadi bupati di Grahadi Surabaya. Awalnya, tidak banyak yang tahu siapa Mas Dhito, panggilan akrabnya. Selain nama Pramana Anung Prabowo, sekretaris kabinet RI yang merupakan politisi senior PDI Perjuangan. Meski baru berusia 29 tahun saat itu, seiring berjalannya waktu, lulusan Fakultas Universitas Gajah Mada itu menunjukkan kemampuannya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Kediri.
Senyum murahan, memilih ngopi di warung ketimbang di tempat elegan seperti di peresmian jembatan Ngadi Mojo. Tak butuh waktu lama, pria yang gemar mengendarai Vespa ini menjelajahi beberapa tempat. Mulai dari desa wisata, cagar budaya, sentra UMKM hingga pengamatan langsung ke tempat-tempat rawan bencana. Mengikuti jejak ayahnya, ia kini duduk sebagai Wakil Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri.
Saat temu wartawan untuk ngopi bareng di sebuah restoran di Kota Kediri, Kamis (26/01). Komunikasikan dengan tegas bahwa mereka siap membuka diri dan meminta dukungan seluruh wartawan Kediri. Bahkan, akan memerintahkan seluruh kepala dinas untuk bekerjasama dengan wartawan, dalam publikasi setiap kegiatan di unit kerjanya masing-masing.
“Saya akan melihat wajah Kabupaten Kediri, mulai dari Jalan Soekarno Hatta, Jalan Erlangga di SLG. Butuh waktu dan kerja keras, tapi saya yakin bisa tercapai di tahun 2023. CCTV akan saya pasang di berbagai tempat, tidak hanya di jalan umum, tapi juga di sekolah, taman, dan semua tempat pelayanan publik. Saya akan mengamati perilaku warga saya, ketika mereka sedih, senang atau ketika menerima layanan, dan semua ini dicatat,” kata Mas Dhito.
Dia telah menyiapkan sejumlah mega proyek, serta mengadvokasi keberadaan bandara internasional yang akan dibangun tahun ini. “Kami akan membangun stadion internasional di sebelah barat sungai. Lalu ada usulan untuk membangun lintasan atletik, rencananya di luar stadion. Pembangunan gedung kesenian akan dilanjutkan tahun ini di tahap kedua. Saya sudah merehabilitasi Pendopo Panjalu Jayati, karena ini adalah tempat pertemuan dimana saya bisa bertemu langsung dengan masyarakat,” jelasnya.
Sejumlah ikon Kabupaten Kediri akan tercipta, mulai menjalin kerjasama dengan berbagai investor hingga berhasil menembus pasar internasional. “Untuk meningkatkan pendapatan petani nanas, kami sudah bermitra dengan pengusaha olahan. Jadi kami akan membatasi penjualan nanas secara langsung, tetapi menghasilkan produk olahan yang beragam. Sama seperti alpukat, kami sudah punya Alpukat Kelud dan kami membudidayakan kopi petani di lereng Gunung Wilis dan Mangga Podang Banyakan mengutamakan kualitas,” kata Mas Dhito.
Terkait kinerja? Ia mengaku meminta KONI menarik seluruh atlet putra daerah untuk kembali. Dia kemudian akan melakukan pelatihan wasit di semua cabang olahraga untuk mendapatkan lisensi. “Kami membawa pulang 10 atlet dan jumlah ini terus bertambah. Kami akan melatih wasit di semua cabang olahraga agar mereka tersertifikasi untuk mengikuti prestasi atlet. Untuk Persedikab saja, entah kenapa Liga 3 tahun ini dibatalkan. Saya sebenarnya berniat membeli Persik Kediri, tapi sebelumnya Arthur adalah sahabat saya,” imbuhnya.
Mas Dhito pun menyayangkan kenapa harus terjadi kisruh antar aliran silat. Karena menurutnya kita harus bersatu untuk menjaga nama Kabupaten Kediri. “Kita sudah bentuk forum, semoga kita bisa latihan bersama, menggelar aksi sosial bersama seperti donor darah. Lebih memperhatikan hasil pembinaan ketimbang harus saling serang. Hari ini sebenarnya masih ada lagi. Saya akan menyiapkan lintasan untuk road race atau endurance race, mohon doanya,” ucapnya.
Setelah beberapa kali ajudannya mengatakan menunggu kehadirannya di acara lain, Mas Dhito berbisik masih bersama wartawan, kalau bisa ditunda atau disuruh menunggu. Suami Eriani Annisa yang akrab disapa Mbak Chica membuka ruang diskusi. Berikan kesempatan kepada wartawan untuk berkomunikasi uneg dan meminta sekretaris daerah M. Solihin dan Ketua Kominfo, Sri Ilham Wahyu Subekti sebagai berita acara.
“Terima kasih kepada rekan-rekan jurnalis yang telah bekerja membantu saya, memberikan informasi dan mempublikasikan semua kegiatan. Ruang diskusi seperti ini, saya selalu berharap. Duduk bersama mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada di Kabupaten Kediri. Saya harap Anda tidak memutuskan persahabatan, jika Anda memiliki informasi, beri tahu kami. Atas nama saya sendiri dan Bupati Kediri, saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh wartawan Kediri,” tutupnya.
Penerbit: Nanang Priyo Basuki
Source: news.google.com