Purwanto, mantan wasit FIFA, menerapkan fair play dalam sidang Pilkades - sepakbola.blog
Liga Indonesia

Purwanto, mantan wasit FIFA, menerapkan fair play dalam sidang Pilkades

JawaPos.com-Purwanto adalah salah satu mantan wasit sepak bola yang paling dihormati di Indonesia.

Kredibilitasnya diakui oleh banyak kalangan. Akhirnya pria murah senyum ini terpilih sebagai Kepala Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri dengan anggun dan berwibawa.

—Bagus Putra Pamungkas, Kabupaten Kediri—

Purwanto mendapat julukan Mr Clean karena kredibilitasnya saat masih aktif menjadi wasit. Nah, ”gaya hidup” itulah yang diterapkan saat pemilihan kepala desa Damarwulan. ”Tidak ada kebijakan moneter. Saya maju karena lillahi ta’ala”, kata Purwanto kepada Jawa Pos kemarin.

Dalam proses menjelang pemilihan, Purwanto secara konsisten menegaskan bahwa dirinya mencalonkan diri hanya dengan niat mengabdi dan ingin memberi manfaat bagi masyarakat. Maka jalan yang ditempuh harus baik dan benar.

Purwanto mengaku saat mengikuti Pilkades memang benar-benar melakukannya Tak ada yang akan hilang. Soal menang dan kalah, dia serahkan pada Yang Maha Kuasa.

”Masalahnya, selama saya di desa, kebanyakan tinggal di rumah. Saya tidak tahu ning endi-endi (belum pernah kemana-mana). Paling ke mesjid,” kata pria yang menjabat sebagai ketua masjid Takmir Abu Bakar di Damarwulan selama kurang lebih 12 tahun ini.

Purwanto juga mengatakan bahwa ketika mengikuti ujian, dia tidak yakin akan lulus. Karena pertanyaan yang diajukan tidak mudah. Ia juga bukan penduduk asli desa Damarwulan. Ia lahir di desa Kayenlor, kecamatan Plemahan, kabupaten Kediri. ”Istri saya asli dari Desa Damarwulan,” kata suami Indarsih itu.

Ia baru tinggal di Desa Damarwulan sejak 2002. ”Saat itu anak pertama saya masih TK”, tambah ayah dari Rizky Eka Sahputra dan Ardi Kharis Maulana ini.

Pria yang saat ini menjadi anggota Exco Asprov PSSI Jatim itu mengaku karena jarang keluar rumah, banyak warga kampung yang tidak mengenalnya.

”Tapi ada beberapa warga yang tahu saya mantan wasit. Setelah itu dia bubar. Lalu banyak warga yang menanyakan masa lalu saya,” ujarnya.

Purwanto justru merendahkan. ”Teman saya bilang, kalau mau tahu, mereka browsing Google. Saya takut salah jawab,” jelas pria kelahiran 24 September 1963 itu.

Rekam jejaknya yang baik membuat namanya semakin dikenal. Kilas balik Purwanto ketika masih aktif menjadi wasit dan kiprahnya di dunia sepak bola semakin menyebar dari mulut ke mulut. Termasuk Mar’atus Solikhah yang baru mengetahui latar belakang Purwanto setelah googling.

Mar’atus adalah salah satu tokoh perempuan di desa Damarwulan.

”Saya kebetulan penggemar sepak bola dan saya yakin dia (Purwanto) orang yang jujur. Selain itu, tidak ada kebijakan moneter yang diterapkan. Namun, Pak Pur menyuguhkan program yang luar biasa. Dan menurut saya program itu lebih mahal dari apapun,” ujar perempuan yang juga tokoh Fatayat NU ini.

”Pak Pur telah memberikan pendidikan politik yang luar biasa kepada masyarakat desa kami,” lanjutnya.

Purwanto memiliki sejumlah program yang telah disiapkan dan disosialisasikan kepada warga. Yang terpenting adalah peningkatan pelayanan kepada warga. “Kalau warga ingin mengurus sesuatu, mereka tidak bisa menunggu lama. Asalkan persyaratannya dipenuhi,” jelas staf khusus Komite Wasit PSSI itu.

Program yang akan dilaksanakan adalah pecahan (ada beberapa pecahan). Setiap fraksi akan diberikan kebebasan. Termasuk pengembangan sumber daya manusia (SDM).

”Misalnya, kalau ada proyek di salah satu fraksi, itu nanti Bekerja pada orang desa. Pengawasnya juga orang desa. Semua orang terlibat. Jadi, kalau ada yang tidak beres, warga desa juga yang akan bertanggung jawab,” jelas menantu pasangan Sudarsinah dan Soekartaji itu.

Kredibilitas dan program yang ditawarkan membuat Purwanto memenangkan pilkada 7 Desember yang diikuti lima calon. Dia mendapat 1.961 suara. Memenangkan 171 suara atas tempat kedua.

“Kemenangan ini berkah dari Tuhan, serta niat tulus seluruh warga Desa Damarwulan,” kata Purwanto.

Usai terpilih, pensiunan pejabat Pemkot Kediri itu memberikan jaminan akan merangkul semua elemen.

”Pilkades itu seperti sepak bola. Jika gol dicetak, perayaan yang berlebihan dilarang. Kemudian mendapatkan kartu kuning. Begitu juga dengan sepak bola, begitu peluit panjang dibunyikan, semua pemain saling berpelukan,” jelasnya.

Sebagai kepala desa, mantan anggota Komisi Disiplin PSSI itu akan bisa membengkokkan (sawah yang diserahkan kepada kepala desa). Purwanto berjanji hasil pengelolaan lahan bengkok akan dikembalikan sepenuhnya kepada masyarakat Desa Damarwulan.

” Saya tidak akan menikmatinya. Berapa pendapatan yang akan kita bagikan ke masing-masing RT. Ini terobosan yang ingin saya lakukan,” kata Purwanto.

Namun, dia mengaku tidak mengetahui berapa luas tanah yang dialokasikan kepala desa. Purwanto berjanji akan membalas keikhlasan warga yang memilihnya dengan bekerja keras dan penuh keikhlasan membangun kampung Damarwulan agar lebih maju. Ini akan meningkatkan pelayanan publik yang sudah baik selama ini.

”Ke depannya saya akan tetap aktif di dunia sepakbola. Tapi saya harus mengutamakan pelayanan warga adalah hal yang utama. Saya harus melakukannya,” katanya.

Source: www.jawapos.com

Related Articles

Back to top button
//