Refly Harun mengungkap kepentingan Jokowi di balik manuvernya, mulai dari dinasti politik, IKN hingga KM 50
BENTENGSUMBAR.COM – Pakar hukum Refly Harun menyoroti sederet manuver yang dilakukan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Tak hanya menduga kepala negara ingin mencegah Anies Baswedan menjadi penggantinya, Gibran Rakabuming juga ditempatkan di DKI Jakarta.
Menurut dia, Jokowi sebenarnya bukan partai politik elit yang umumnya melibatkan seluruh keluarganya, tapi Refly menuding presiden sudah mulai menyiapkan “bantal” untuk kerabatnya.
“Jangan lupakan dinasti politik, dinasti politik yang mereka bangun, yang dibangun Jokowi,” ujar Refly dikutip Rabu (30/11/2022).
Memang, menurut Refly, Jokowi bisa mendatangkan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, untuk membumbui dunia politik.
Padahal selama ini Kaesang adalah satu-satunya putra Jokowi yang masih hidup di luar politik.
“Ini Bobby Nasution, diperkirakan paling tidak akan menjadi wakil gubernur, atau bahkan gubernur Sumut pada pilkada mendatang,” kata Refly.
“Kemudian Gibran Rakabuming akan pindah ke DKI 1, atau paling tidak Jateng 1. Kemudian Kaesang Pangarep pindah ke Solo,” lanjutnya.
Refly kemudian membeberkan beberapa alasan lain mengapa Jokowi ngotot mempertahankan pengaruh politiknya. Bagaimana cara menutup kasus KM 50, soal ijazah palsu, di IKN.
“Kalau bicara agenda seperti KM 50, apakah Presiden Jokowi tidak khawatir jika dibuka? Karena setidaknya akan melibatkan pihak Istana sebagai pihak yang mengizinkan. Jelas ada pelanggaran HAM di sini tapi kemudian tidak ditindaklanjuti,” jelas Refly.
Ia bahkan membandingkan sikap Jokowi saat menanggapi pembunuhan terencana Ferdy Sambo terhadap Brigjen J dan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC.
Pasalnya, Jokowi dinilai sangat tanggap dan langsung memberikan instruksi khusus dalam kedua kasus tersebut.
“Kedua, soal ijazah palsu sampai sekarang belum ada kejelasan, kita belum tahu kebenaran substantifnya,” kata Refly.
“Selanjutnya IKN, kalau tidak dilanjutkan oleh rezim baru. Kalau rezim itu pro Jokowi atau boneka Jokowi, dijamin tetap jalan,” lanjutnya, yang kemudian mengangkat potensi tindak pidana korupsi di megapolitan tersebut. proyek.
Sementara itu, isu terbaru yang diangkat Refly adalah proyek kereta peluru yang mangkrak.
“Awalnya keppres itu business to business, tapi sekarang menggunakan uang APBN untuk membiayainya,” ujarnya.
Menurut Refly, alasan yang dia berikan masuk akal. Ia menilai Jokowi memiliki banyak kepentingan, sehingga saat ini ia berusaha mempertahankan kekuatan politiknya, misalnya dengan buzzer dan relawan.
Source: news.google.com