UMSurabaya Sumbang 50 Juta Rupiah untuk Pembangunan Panti Asuhan Muhammadiyah di Kota Probolinggo | PWMU.CO - sepakbola.blog
Persebaya

UMSurabaya Sumbang 50 Juta Rupiah untuk Pembangunan Panti Asuhan Muhammadiyah di Kota Probolinggo | PWMU.CO

UMSurabaya Sumbang 50 Juta Rupiah untuk Pembangunan Panti Asuhan Muhammadiyah di Kota Probolinggo |  PWMU.COSuasana Kajian Minggu Pagi PDM Kota Probolinggo, Minggu (4/8/2022) (Didik Sukarsidi/PWMU.CO)

UMSurabaya memberikan donasi sebesar Rp 50 juta untuk pembangunan panti asuhan Muhammadiyah Kota Probolinggo; Cakupan kolaborator PWMU.CO Probolinggo Uswatun Chasanah.

PWMU.CO – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Probolinggo menggelar pengajian Minggu pagi di Graham Ahmad Dahlan, Jalan Soekarno-Hatta No. 95B, Kita Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (9/4/22).

Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) Dr. Sukadiono MM menjadi contact person. Ada sekitar 500 orang termasuk warga Muhammadiyah dan simpatisan. Kegiatan ini biasanya berlangsung setiap bulan, tepatnya pada hari Minggu pertama.

Kali ini studio dibuka oleh Sholeh Ridho, pembawa acara PDM. Kemudian, Abdul Qodir – siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Probolinggo – membacakan ayat suci Al Quran.

Belakangan, dalam sambutannya, Kepala PDM Kota Probolinggo, Dr Masfuk MPdI, bercerita tentang lahirnya Muhammadiyah. Organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan, kata Masfuk, diawali dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah.

Masfuk mengutip pesan Kiai Ahmad Dahlan, “Dadio kiai menyanyikan kemajuan!“Yang dia maksud adalah menjadi kiai yang maju atau ahli. Berdirinya madrasah ini merupakan cikal bakal berdirinya sekolah-sekolah Muhammadiyah di Indonesia.

Rektor UM Surabaya di PDM Kota Probolinggo Kajian Minggu Pagi, Minggu (4/8/2022) (Didik Sukarsidi/PWMU.CO)

Implementasi Grounding Islam Progresif

Dalam acara inti Kajian Minggu Pagi, Sukadiono awalnya bercerita bahwa dirinya juga hadir 2,5 tahun yang lalu dan di acara yang sama. Ia mengaku lebih suka disebut dokter ketimbang rektor. Menurutnya, gelar doktor diberikan kepadanya seumur hidup, sedangkan rektor hanya bertahan beberapa tahun.

Pria kelahiran Jombang 18 Desember 1968 itu kemudian mengangkat tema kajian ‘Menegakkan Islam Progresif’. Ia mencontohkan perbedaan pendirian perguruan tinggi (PT) di Malaysia dan Indonesia.

Sukadiono mengungkapkan, untuk mendirikan universitas di Malaysia harus terakreditasi terlebih dahulu agar mahasiswa bisa mendaftar. Berbeda dengan PT di Indonesia. Jika ada gedung, walaupun disewakan bisa menarik minat mahasiswa, maka bangunlah gedung tersebut. “Liku-liku proses lembaga pendidikan merupakan implementasi dari landasan Islam yang berkemajuan,” ujarnya.

Mirip dengan berdirinya UMSurabaya, penuh dengan lika-liku. “Sekarang jadi milik warga Surabaya. UMSurabaya juga salah satunya pendukung Persebaya,” imbuhnya.

Peserta Kajian Minggu Pagi PDM Kota Probolinggo, Minggu (4/8/2022) (Didik Sukarsidi/PWMU.CO)

Memiliki Tauhid yang murni

Menurut Sukadiono, ada lima hal yang harus dimiliki untuk menjadi Islam yang progresif. Pertama, umat Muhammadiyah harus memiliki tauhid yang murni agar siap menghadapi berbagai macam ancaman. “Tahuwan murni menumbuhkan rasa percaya diri,” katanya.

Dia mengutip ayat 30 dari al-Fusshilat. Artinya: “Tuhan kami adalah Allah. Kemudian mereka menegaskan posisinya, kemudian para malaikat akan turun kepada mereka (berkata): Jangan takut dan jangan sedih; dan bergembiralah dengan (mendapatkan) surga yang dijanjikan kepadamu.”

Tak hanya pendirian PT, kata Sukadiono, pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) juga sarat perjuangan. Namun pada akhirnya terbayar. Misalnya RSM Kediri yang menjadi rujukan penanganan Covid-19. Tahun 2021 bisa dapat Rp 4,1 miliar.

“Dengan tauhid murni seseorang menjadi optimis. Siapapun yang bertakwa pasti ada jalan keluarnya dan akan dimudahkan dengan rezeki yang tidak terduga,” ujar Wakil Presiden PWM Jatim.

Contoh lain, UM Tangerang bisa membangun 19 lantai, UM Makassar 17 lantai, Unmuh Lamongan 10 lantai. “Fakultas Kedokteran (FK) UMS dapat menerima dana hingga Rp 60 miliar. Anggota FK UMSurabaya ada ratusan, yang diambil hanya 33 mahasiswa,” ujarnya.

Rektor Umm Surabaya (kedua dari kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan yang diterima dari Presiden PDM Kota Probolinggo dalam Kajian Minggu Pagi PDM Kota Probolinggo, Minggu (8/4/2022) (Uswatun Chasanah/PWMU.CO)

Empat hal lagi untuk Islam progresif

Kedua, melembagakan amal dan solusi yang baik dan bermanfaat. “Iman tanpa perbuatan baik adalah lumpuh!” Dia berkata. Dalam hal ini Muhammadiyah ingin mewujudkannya dengan membangun Muhammadiyah Charity (AUM).

Ketiga, insan Muhammadiyah harus berorientasi pada masa kini dan masa depan. “Pada tahun 1921, KH Hisyam ingin mendirikan PT yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini ada 172 PT Muhammadiyah di Indonesia,” ujarnya.

Contoh lain, Kiai Sujak menginginkan Muhammadiyah memiliki rumah sakit. Berdirinya PKU Muhammadiyah dimulai pada tahun 1923, kemudian lahirlah PKU Muhammadiyah Surabaya pada tahun 1924, cikal bakal rumah sakit Muhammadiyah.

Keempat, insan Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. “Islam Maju adalah Islam yang bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman,” ujarnya. Dengan demikian, adalah mungkin untuk maju atas dasar tauhid murni.

Kelima, Muhammadiyah harus toleran, moderat dan kooperatif. “Islam yang maju tidak mudah menghakimi orang lain, tidak mudah menyalahkan orang lain,” tegasnya.

Di akhir pembicaraan, dia mengungkapkan keinginannya. “Semoga lima hal ini bisa menginspirasi seluruh warga Muhammadiyah,” ujarnya.

Dokter juga mewariskan donasi dari UM Surabaya untuk pembangunan Panti Putra Muhammadiyah Probolinggo sebesar Rp. 50 juta. Karena panti asuhan perempuan juga sedang dalam tahap pembangunan, maka Kepala PDM Kota Probolinggo juga membagikan santunan kepada panti asuhan perempuan. Setiap panti asuhan menerima donasi sebesar Rp. 25 juta.

penerbitMohammad Nurfatoni/

SN

Source: pwmu.co

Related Articles

Back to top button