Update Korban Tragedi Kanjuruhan, 634 Rawat Jalan, 11 Rawat Inap
JawaPos.com-Satu demi satu, korban luka dalam tragedi Kanjuruhan 1 Oktober lalu mulai membaik. Setidaknya, menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, hanya 11 orang yang dirawat di rumah sakit tersebut. Sementara itu, 634 korban menjalani perawatan rawat jalan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dr. Wiyanto Wijoyo M.MKes, korban saat ini tercatat 132 orang meninggal dunia. Sedangkan korban lainnya adalah korban luka ringan, sedang, berat, hingga yang masih dalam tahap rawat inap.
“Untuk yang masih dirawat di rumah sakit, sekarang total 11 orang. Mereka didistribusikan di RSUD Dr Saiful Anwar (RSSA) dan RSUD Kanjuruhan. Sedangkan 634 orang lainnya menjalani rawat jalan,” kata Wiyanto, dikutip Jawa Pos Radar Malang.
Rinciannya, di RSSA ada 8 korban dengan rincian 3 orang di ruang perawatan intensif (ICU) dan 5 orang di ruang normal. Sedangkan korban di RSUD Kanjuruhan sudah ada 3 orang. 1 orang di ICU dan 2 orang di ruang normal.
“Di RSSA, untuk 2 korban luka kritis di ICU masih menggunakan ventilator,” imbuhnya.
Keberadaan korban yang masih dirawat di RSUD Kanjuruhan dikonfirmasi oleh Direktur RSUD Kanjuruhan dr. Bobi Prabowo Sp.EM. Terungkap bahwa 1 orang di ICU kini dalam kondisi baik.
“Pasien mengalami gegar otak parah, tetapi sekarang kondisinya membaik. Padahal, sejak Kamis lalu sudah dipindahkan ke kamar biasa,” jelasnya.
Sementara itu, tragedi Kanjuruhan masih menyisakan kenangan tak terlupakan bagi para korban. Misalnya bagi warga yang tinggal di Jalan Rawisari Supiturang, Desa Mulyorejo, Kota Malang.
Ada tiga korban di daerah itu. Yakni Imelda Revalina, Putri Agnes Septi Engelika Hartono dan Devita Revalina.
Menurut Imelda, saat itu dirinya dan Agnes tengah mengincar tribun ke-12, yang keduanya tak luput dari gas air mata.
“Menurut pantauan saya, gas air mata ditembakkan terlebih dahulu di stan 13. Kemudian juga di stan lain, termasuk di tempat saya berada,” kata siswa SMK Negeri 11 Kota Malang.
Untungnya, saat itu, siswa kelas 12 ini ditolong oleh temannya. Imelda dibantu mencari jalan keluar melalui tangga. Namun, kondisi di tangga sangat ramai sehingga penuh sesak. Akibatnya, dia diblokir dan pingsan.
Oleh temannya, Imelda, yang tidak sadarkan diri, dia kemudian dibawa ke kamar mandi sampai dia sadar. Namun, ketika mereka sadar mereka tidak bisa segera pergi karena pintu kamar mandi yang mereka masuki terkunci.
“Untungnya ada orang yang membantu kami. Keesokan harinya, saya dibawa ke RS Aisyiyah Kota Malang untuk berobat karena mengalami luka di bagian lengan, kaki dan memar,” ungkapnya.
Namun, kini kondisi Imelda sudah membaik. Di rumah sakit ia hanya menjalani pengobatan rawat jalan.
Selain Imelda, temannya dari desa Devita Revalina juga menjadi korban. Siswa kelas 1 SMK Negeri PGRI 6 Janti mengungkapkan, ini bukan kali pertama ia melihat Arema FC bertanding.
Minggu lalu dia pergi menonton pertandingan dengan 6 temannya. Mereka yang berada di tribun ketujuh Alin, sapaan akrabnya, menjelaskan saat itu pendukung tribun 7 turun. Namun, kipas itu terkena gas air mata.
“Gas air mata ditembakkan di tribun 1-14. Akhirnya banyak asap. Saya juga pernah mengalami masa-masa sulit,” katanya.
Alin mencoba menyelamatkan dirinya sendiri. Dia melangkah ke papan skor dan menghadap dinding sampai kondisi tenang. Untungnya, dia tidak terluka.
Penerbit : Ainur Rohman
Reporter: mel / abm / Jawa Pos Radar Malang
Source: www.jawapos.com